Translate

21/4/55

PROBLEMATIKA DAN EKSISTENSI UMAT ISLAM MELAYU PATANI


PROBLEMATIKA DAN EKSISTENSI UMAT ISLAM
MELAYU PATANI
(SELATAN THAILAND)
Islamisme dan nasionalisme melayu selalu hadir berdampingan dengan sejarah kehidupan umat islan patani, bahkan seringkali menjadi aspek penegasan dalam perjuangan dan kehidupan sehari-hari. Hal ini tampak jelas di dalam pola dan prilaku umat islam patani untuk mengsosialisasi nilai-nilai keislaman dan nilai-nilai kebangsaan diatas bumi petiwi, walaupun sudah dirampas hak kemerdekaan, kedaulatan dan kebebasan oleh imperialis siam.
Kensekuensi Negara patani kalah dalam peperangan dengan kerjaan siam pada tahun 1785 M. yang silam, mengakibatkan berbagai problem-problem yang melandai sebagai ancaman, penindasan, dan kekejaman terhadap eksistensi umat islam patani pada masa sekarang. Kemakmuran yang ada diatas bumi patani dan kesejahteraan dalam kehidupan bermasyarakat merupakan suatu kenangan, oleh karena pada saat ini tidak ada lagi yang dapat menikmati dan dirasakan oleh umat islam patani diatas bumi dan tanah air yang tercinta.
Pada tahun 1909, pihak imperialis siam sengadakan konferensi dengan colonial Inggris yang menghasilkan suatu mosi untuk menyatakan bahwa negeri patani termasuk dalam daerah administratif dibawah kekuasaan kerjaan siam. Setelah itu berbagai kebijaksanaan imperialis siam dengan upaya dan berusaha keras untuk mengsiamisasi umat islam patani, baik dibidang politik, ekonomi, pendidikan dan sosial kultural.
Kebijaksanaan dari imperialis siam dengan melalui program-program tertentu, adalah bermaksud untuk menghapus dan memusnahkan umat islam patani baik secara persuasif ataupun menggunakan kekerasan dan kekejaman yang sudah banyak menelankan korban jiwa bagi pejuang-pejuang yang ingin mengkembalikan kemerdekaan, kedaulatan bagi bangsa melayu patani. Program-program yang sudah diaplikasikan dan sekaligus merupakan fakta-fakta yang riil terhadap eksestensi umat islam patani pada saat sekarang antara lain adalah :
A. Bidang politik
                Sebagai langkah awal, imperialis siam menggunakan politik devite at am pera, yakni membagi-bagi dan memecah balah kerajaan melayu patani menjadi wilayah yang kecil-kecil sehingga menyebabkan suasana dalam istana menjadi disorganisasi dan stagnas. Akhirnya hancurlah kekeuatan bagi kerajaan patani untuk menentang dan melawan terhadapnya. Kedua, imperialis siam menggunakan politik konstitusi,yang sangat menghasilkan bagi mereka, oleh karena dapat menghapus identitas bangsa melayu dan menggantikan bangsa Thai terhadap umat islam patani yang berlaku sampai saat sekarang.
B. Bidang Pendidikan
                Semnjak imperialis siam mengubah system pendidikan pesantren menjadi system pendidikan madrasah, maka mereka mengkombinasikan kurikulum pendidikan siam dengan pendidikan agama, dengan secara memaksa imperialis siam usaha memperkenalkan latar belakang dan keberadaan agama Budha, dalam mata pelajaran membaca, menulis, membicara harus 0menggunakan bahasa Budha/Thai. Demikian juga bagi pemuda-pemuda muslim hanya sebagian kecil yang mempunyi kesempatan dapat melanjutkan studi di universitas atau perguruan tinggi. Justru itu pemuda-pemuda muslim yang terasa dipanggil oleh suara penderitaan umat, mereka berkurban jiwa, raga, dan harta benda untuk berhijrah melanjutkan studi diluar negeri seperti di Negara Indonesia, Malaysia, Mesir dan lain-lainnya. Dengan membawa misi kemahasiswaan dan kemasyarakatan sebagai modal dalam perjuangan untuk menggali ilmu pengetahuan dan pengalaman yang memungkinkan dapat member manfaat sebagai tanggung jawab didalam memobilisasi, mengintegrasi dalam pembangunan masyarakat dan mengubah nasib umat islam dimasda mendatang.
C. Bidang Ekonomi
                Bumi patani adalah bumi yang penuh dengan kekayaan sumber daya alam, baik dibidang pertanian, perkebunan dan perikanan yang dapat memnambah devisa negara terbesar bagi imperialis siam. Hasil pendapatan tidak sama sekali imperialis siam melimpahkan kepada pribumi didalam pembangunan masyarakat muslim diwilayah selatan, sehingga penduduk-penduduk diwilayah selatan termasuk golongan standar ekonomi yang sangat rendah jikalau dibandingkan dengan penduduk-penduduk diwilayah yanglain.
D. Bidang Social Budaya
                Penduduk diwilayah selatan 80% adalah penduduk yang menganut agama islam dan mempunyai adat istiadat, kebudayaan, dan tata kehidupan tidak jauh berbeda dengan warga Negara Indonesia, Malaysia, Berunai yang dapat menjadi asumsi oleh sejarahwan patani bahwa semua berasal dari rumpun melayun dan mempunyai nenk moyang yang sama.
                Kensekuensi logis, dari berbeda adat istiadat dan kebudayaan umat islam patani dengan penduduk Thai sangat dikawatirkan oleh imperialis siam, justru itu sudah berkali-kali mereka berusaha untuk menghapus dan menghancur kebudayaan melayu umat islam patani melalui program-program seperti : program tranmigrasi atau pemukiman. Imperialis siam beranggapan bahwa diwilayah selatan mayoritas adalah umat islam, untuk mengurangi dan mengimbangi penduduk setmpat yakni umat islam dengan umat yang beragama Budha. Setiap tahun dengan jumlah imigran 250.000 orang yang dating dari wilayah utara, dapat melahirkan reaksi dan tuntutan bagi umat islam terhadap im perialis siam. Namun yang menjadi balasan terhadap tuntutan itu adalah penindasan, kekejaman dan kematian terhadap umat islam patani terutama tokoh-tokoh masyarakat dan para ulama.
                Misi lain di bidang social cultural, imperialis siam cukup berhasil dalam membujuk dan mempengauhi pemuda-pemudi muslim yang tidak bnerpendidikan agama, untuk menanamkan sikap dan nilai-nilai kebudayaan Budha dengan mendirikan pusat-pusat pelancuran di daerah penduduk muslim, dan mereka menyebar luas ubat bius atau narkotika dikalangan anak-anak remaja yang sangat merusakan baik fisik dan mental untuk menghilangkan konsentrasi dalam memikirkan tentang nasib bangsa dan tanah air dimasa yang akan datag.
                Demikianlah problematika yang dihadapi oleh umat islam patani dengan atatus sebagai Negara jajaha dibawah kekuasaan imperialis siam yang tidak sesuai dengan pri kemanusiaan dan hak-hak asasi manusia sebagai makhluk cipta Allah SWT. yang sama. Justru itu, penjajah atau imperialis yang ada diatas muka bumi ini harus menghapus, memusnah dan menghancurkan.


ไม่มีความคิดเห็น: